[MATERI] IPTEK DALAM PANDANGAN ISLAM
Manusia diciptakan sebagai khalifah di muka bumi dan dengan akal pikiran yang telah diberikan oleh Allah SWT, manusia dituntut untuk mengembangkannya yaitu dengan jalan mencari ilmu pengetahuan. Sebagaimana yang terdapat dalam sabda-sabda Rasul Muhammad SAW, yang mengumandangkan kewajiban mencari ilmu bagi umat Muslim. Rasulullah SAW memprioritaskan umatnya untuk mencari ilmu syar’i, yaitu demi pembentukan sikap dan perilaku yang mengandung unsur Akhlakul Karimah.
Dewasa ini banyak perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, semisal dalam bidang elektronika ada televisi, radio, komputer. Bidang otomotif ada mobil, pesawat terbang, kapal. Bidang kedokteran ada bayi tabung, cangkok ginjal, cloning, dan lain sebagainya. Yang semakin lama semakin berkembang. Sehingga kita perlu mengetahui secara luas manfaat yang diberikan ilmu pengetahuan teknologi itu sendiri serta dampak negatif yang mungkin ditimbulkan.
Ilmu pengetahuan adalah usaha manusia dalam memahami suatu fenomena dengan sistematikan, struktur, dan hukum sejarah yang dapat dijangkau oleh daya pemikiran yang dibantu penginderaan manusia dengan tingkat kebenaran yang dapat diuji secara empiris melalui riset eksperimental.
Teknologi modern adalah ilmu pengetahuan yang ditransformasikan ke dalam produk, proses, jasa dan struktur organisasi. Sebagai hasil, teknologi perlu menempuh suatu proses yang terdiri atas rangkaian subproses penelitian dan pengembangan, investasi, rekayasa, dan desain, manufaktur dan pemasaran. (Sahari, 2003)
DALIL NAQLI
Agama Islam pun banyak memberikan penegasan mengenai ilmu pengetahuan baik secara nyata maupun secara tersamar, seperti dalam beberapa surah:
Q.S Al Mujadilah:11 (Kedudukan berilmu)
Hai orang-orang beriman
apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Q.S Al Alaq:1-5 (Pembelajaran)
(1) Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, (2) Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, (4) Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, (5) Dia mengajar kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya.
Dalam Al-qur’an dan Hadist sangat banyak ayat-ayat yang menerangkan hubungan tentang ajaran Islam dengan ilmu pengetahuan serta pemanfaatannya yang kita sebut Iptek. Hubungan tersebut dapat berbentuk semacam perintah yang mewajibkan, mempelajari, pernyataan-pernyataan, bahkan ada yang berbentuk sindiran. Kesemuanya itu tidak lain adalah menggambarkan betapa eratnya hubungan antara Islam dan Iptek sebagai hal yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Tegasnya hubungan antara Islam dan Iptek adalah sangat erat dan menyatu. Seperti dalam:
Q.S Al Imran: 190-191 (Tentang menganalisa atau meneliti sesuatu)
Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Peran Islam dalam IPTEK
Peran agama Islam dalam perkembangan sains dan ilmu pengetahuan teknologi adalah menjadikan aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Namun saat ini, banyak umat islam yang mengikuti paradigma sekuler dan tidak menjadikan aqidah islam sebagai landasan ilmu pengetahuan. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi seluruh bangunan ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadikan Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadikannya sebagai standar bagi segala ilmu pengetahuan.
Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Selain itu, syariat islam yang lahir dari Aqidah Islam dijadikan sebagai standar bagi pemanfaatan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat pragmatisme/ utilitarianisme seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur bahwa boleh tidaknya pemanfaatan IPTEK didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan IPTEK jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek IPTEK telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walaupun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Dampak positif dan negatif dari IPTEK
Berbagai sarana modern industri, komunikasi, dan transportasi, misalnya, terbukti amat bermanfaat. Dengan ditemukannya mesin jahit, dalam 1 menit bisa dilakukan sekitar 7000 tusukan jarum jahit. Bandingkan kalau kita menjahit dengan tangan, hanya bisa 23 tusukan per menit. Lalu di abad XIX Orang Eropa perlu dua minggu untuk memperoleh berita pembunuhan Presiden Abraham Lincoln. Tapi pada 1969, dengan sarana komunikasi canggih, dunia hanya perlu waktu 1,3 detik untuk mengetahui kabar pendaratan Neil Amstrong di bulan.
Tapi di sisi lain, tak jarang IPTEK berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia.
- Meningkatnya aksi terorisme yang memanfaatkan kemudahan akses komunikasi dan perakitan senjata atau bom.
- Penggunaan informasi dan situs tertentu, seperti kasus penyebaran pornografi yang semakin marak saat ini.
- Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer seperti kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam komputer yang dapat menyebabkan stres karena teknologi.
- Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
- Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental "instant".
- Asimilasi kepribadian pria dan wanita.
- Bertukarnya peran antara pria dan wanita.
- Dekadensi moral.
- Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat seiring dengan semakin lemahnya kontrol sosial masyarakat.
- Individualistis yang semakin parah.
- Penyalahgunaan pengetahuan, Misalnya, bom atom pada tahun 1945 telah menewaskan ratusan ribu manusia di Hiroshima dan Nagasaki. Dan juga dengan di temukannya senjata api, hal itu meningkatkan angka kriminalitas seperti perampokan dan pembunuhan. Kloning hewan rintisan Ian Willmut yang sukses menghasilkan domba kloning bernama Dolly, akhir-akhir ini diterapkan pada manusia (human cloning). Proses kloning inilah yang memberikan dampak paling negatif bagi umat manusia, yaitu menumbuhkan rasa tidak percayanya keberadaan Tuhan sebagai Sang Pencipta karena manusia menggangap bahwa mereka telah sanggup untuk menciptakan dirinya sendiri.
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh peradaban Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan Iptek modern tersebut membuat banyak orang lalu mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban Barat tanpa dibarengi sikap kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis multidimensional yang diakibatkannya.
Krisis multidimensional terjadi akibat perkembangan Iptek yang lepas dari kendali nilai-nilai moral Ketuhanan dan agama. Krisis ekologis, misalnya: berbagai bencana alam: Tsunami, gempa dan kacaunya iklim dan cuaca dunia akibat pemanasan global yang disebabkan tingginya polusi industri di negara-negara maju; Kehancuran ekosistem laut dan keracunan pada penduduk pantai akibat polusi yang diihasilkan oleh pertambangan mineral emas, perak dan tembaga, seperti yang terjadi di Buyat, Sulawesi Utara dan di Freeport Papua, Minamata Jepang. Kebocoran reaktor Nuklir di Chernobil, Rusia, dan di India, dll. Krisis Ekonomi dan politik yang terjadi di banyak negara berkembang dan negara miskin, terjadi akibat ketidakadilan dan ’penjajahan’ (neo-imperialisme) oleh negara-negara maju yang menguasai perekonomian dunia dan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
=====================================================================================================
Komentar
Posting Komentar