[MATERI] CHAPTER 10 AKL 2 - ISU ISU LAIN DALAM PELAPORAN KONSOLIDASI
TUGAS AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2
Isu – isu Lain dalam Pelaporan Konsolidasi
Isu – isu Lain dalam Pelaporan Konsolidasi
Laporan keuangan dari ekuitas sebagaimana halnya entitas tunggal, harus disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Standar pelaporan dan penyajian tidak berbeda antara entitas konsolidai dan entitas tunggal. Akan tetapi, penyusunana laporan keuangan konsolidasi melibatkan beberapa isu khusus yang tidak dibahas di bab – bab sebelumnya. Bab ini membahas isu – isu konsolidasi yang lain, seperti:
- Laporan arus kas konsolidasi
- Konsolidasi setelah akuisisi interim
- Perhitungan pajak konsolidasi
- Lapa per saham konsolidasi
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI
Perusahaan harus menyajian laporan arus kas (statements of cash flows) pada saat mengeluarkan laporan keuangan lengkap. Laporan keuangan konsolidasi sama dengan laporan arus kas yang disusun untuk entitas konsolidasi dan pada dasarnya disusun dengan cara yang sama.
Penyusunan Laporan Arus Kas Konsolidasi
Laporan arus kas konsolidasi disusun setelah laporan laba rugi, laporan saldo laba, dan neraca konsolidasi. Laporan arus kas tidak dimasukan dalam kertas kerja konsolidasi tiga bagian, tetapi disusun dengan menggunakan informasi yang ada diketiga laporan yang lain. Jika meggunakan pendekatan tidak langsung dalam penyusunan laporan arus kas, denga laba bersih sebagai titik awal, maka laba bersih konsolidasi harus disesuaikan dengan semua pos yang memengaruhi laba bersih konsolidasi dan kas entitas konsolidasi secara berbeda. Penyusunan laporan arus kas konsolidasi hanya memerlukan beberapa penyesuaian (seperti penyusutan dan amortisasi dari penghapusan diferensial pembelian) selain yang digunakan dalam penyusunan laporan arus kas perusahaan individual.
Sebagaimana laporan keuangan konsolidasi yang lain, semua transfer antara afiliasi harus dieliminasi dalam penyusunan laporan arus kas konsolidasi. Walaupun penjualan dan pembelian aset merupakan sumber dan penggunaan kas dari masing – masing perusahaan, jika aktivitas tersebut terjadi seluruhnya dalam entitas konsolidasi dalam entitas konsolidasi, maka kas dari aktivitas tersebut tidak dapat dimasukkan ke dalam laporan arus kas. Keuntungan belum direalisasi dari transfer antarperusahaan dieliminasi dalam penyusunan neraca dan laporan laba rugi, dan oleh karena itu eliminasi keuntungan belum direalisasi tidak lagi diperlukan dalam penyusunan laporan arus kas.
Jika terdapat kepemilikan minoritas, laba yang dialokasikan ke pemegang saham minoritas diperlakuakan sebagai penyesuaian untuk memperoleh jumlah kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi. Laba yang dialokasikan ke kepemilikan minoritas dikurangi dalam penghitungan laba bersih konsolidasi, tetapi tidak mencerminkan arus kas keluar. Oleh karena itu, laba yang dialokasikan ke kepemilikan minoritas ditambahkan kembali ke laba bersih konsolidasi dalam laporan arus kas konsolidasi untuk mendapatkan arus kas dari aktivitas operasi.
Penerimaaan dari dan pembayaran ke pemegang saham minoritas umumnya dimasukkan kedalam laporan arus kas konsolidasi sebagai arus kas dari aktivitas pendanaa. Sebagai contoh, pembayaran dividen ke pemegang minoritas umumnya dimasukkan bersama – sama dengan pembayaran dividen ke pemegang saham induk perusahaan sebagai penggunaan kas. Penjualan saham tambahan ke atau pembelian kembali saham dari pemegang saham minoritas dianggap sebagai transaksi dengan non-afiliasi dan dilaporkan sebagai sumber atau penggunaan kas.
Ilustrasi Laporan Arus Kas Konsolidasi
Sebagai contoh dari penyusunan laporan arus kas konsolidasi, asumsikan hal – hal berikut:
- PT Induk membeli 80% saham biasa PT Anak pada tanggal 31 Desember 20X0 dengan harga diatas Rp66.000.000 dari nilai buku
- Diferensial sebesar Rp66.000.000 pada tanggal akuisisi, dialokasikan sebesar Rp8.000.000 ke tanah. Rp48.000.000 ke peralatan dengan sisa masa manfaat 10 tahun dan Rp10.000.000 ke goodwill. Manajemen memutuskan bahwa pada akhir tahun 20X1, goodwill mengalami penurunan nilai dan harus diturunkan sebesar Rp2.500.000 setelah itu nilai goodwill konstan.
- Selama tahun 20X1, PT Induk membayar dividen sebesar Rp60.000.000. PT Anak melaporkan laba bersih sebesar Rp75.000.000 dan membayar dividen sebesar Rp40.000.000.
- Selama tahun 20X2, PT Induk menjual tanah yang dibelinya pada tahun 20X1 seharga Rp40.000.000 ke non-afiliasi seharga Rp70.000.000
- PT Anak membeli peralatan baru dari pihak tidak berhubungan istimewa pada akhir tahun 20X2 senilai Rp100.000.000
Informasi neraca konsolidasi per 31 Desember 20X1 san 20X2 adalah sebagai berikut:
Laporan laba rugi konsolidasi untuk tahun 20X2 adalah sebagai beikut:
===================================================================================================
Sumber referensi: Buku Akuntansi Keuangan Lanjutan 2 Baker
Komentar
Posting Komentar