Sebuah kisah, sebuah kenangan.
CERITA SORE: Sahabat
Hari ini adalah hari ulang tahun salah satu sahabat berharga saya, yang telah lama tiada. Sedikit cerita mengenai sahabat saya selama ini. Sebenernya saya memiliki tiga orang yang setia mendampingi jalan hidup saya. Mungkin ikatan pertemanan yang berubah makin erat menjadi persaudaraan ini tercipta tanpa sengaja. Yah kami bukan sahabat karib sejak kanak-kanak tapi karena satu hal lainnya kami menjadi begitu dekat. Saya menganggap kalo sahabat itu lebih dari sekedar teman dan saudara. Mereka itu bagian penting.
Dyulita, nama geng kami. Yah konyol sih tapi kami menyukainya. Dan persahabatan kami ini dimulai ketika..
Saya kelas 2 SMP, masih bocah dan polos sekali.
Saya dan adik saya, Dita adalah teman musuh, kami selalu bertengkar. Adik saya menangis dan saya dimarahi. Selalu seperti itu sejak kecil. Kami ribut karena hal sepele dan saling mengejek satu sama lainnya. Saya selalu melindunginya dan kadang saya bisa jadi penurut olehnya. Perbedaan usia kami 4 tahun, dan adik saya ini begitu manja dan centil.
Saya dan adik saya, Dita adalah teman musuh, kami selalu bertengkar. Adik saya menangis dan saya dimarahi. Selalu seperti itu sejak kecil. Kami ribut karena hal sepele dan saling mengejek satu sama lainnya. Saya selalu melindunginya dan kadang saya bisa jadi penurut olehnya. Perbedaan usia kami 4 tahun, dan adik saya ini begitu manja dan centil.
Kami biasanya pergi ke pangajian didekat rumah saat itu. Mulanya saya yg pendiam dan pemalu gamau diajak ngaji. Tetapi ada sepupu yang cerewet dan selalu bikin suasana jadi lebih ceria yang memaksa saya. Yah saya pun ngikut. Kebetulan sepupu saya ini bersahabat dengan teman SD saya.
Yuni, sepupu saya sudah dari kecil tumbuh dan berteman dengan Yulia, teman sebaya dengan saya. Karena rumah mereka bertetangga. Mereka berbeda 1 tahun, kemanapun kapanpun mereka selalu bersama hingga banyak orang yang mengira mereka kakak beradik. Mereka konyol dan berisik tapi seru.
Akhirnya kami berempat selalu pergi ke pengajian madrasah bersama dan karena usia kamu (waktu itu) paling tua kami berasa yang berkuasa haha~
Kebiasaan kami adalah nongkrong, dan tentunya main segala permainan: petak umpet, galajidar, popolisian, sondah, ucing sendal, boy-boyan, dan permainan anak-anak hits kala itu.
Begitu banyak kenangan yang saya alami. Kebahagian kecil yang tak terlupakan. Tawa mereka hangat dan menenangkan, yah walaupun kadang kami bertengkar hoho. Tapi manisnya persahabatan kecil kami tak akan pudar.
Sampe akhirnya, Yulia dipanggil oleh yang maha kuasa karena terserang penyakit. Kami masih tak percaya dan tak mau percaya ketika hari itu terjadi, terlalu pahit. Apalagi sepupu saya terpukul sekali. Kami berduka tak menyangka bahwa dia sudah selesai dengan segala urusannya di dunia dan meninggalkan kami bertiga. Tahun 2012 bulan Juni, mendadak mendung dan murung.
Hingga hari ini, kami masih merindukannya. Rindu akan senyum dan tawa khasnya ketika kami berkumpul bersama.
Kami selalu berharap dan berdoa semoga ia selalu berada di sisiNya mengawasi kami sampai kelak kami berkumpul bersama kembali.
I miss you and I wish you were here with us.
Titip salam dan rindu yg dalam untukmu bersama senja petang hari ini.
Titip salam dan rindu yg dalam untukmu bersama senja petang hari ini.
Komentar
Posting Komentar