Cerita Gengs
Pencarian Misteri Kancing
Sore gersang di lapangan basket masih saja dipenuhi anak sekolah yang hendak pulang, bercanda dan melamun. Kantin dipinggir lapangan masih ada yang buka walau banyak juga yg sudah membereskan toko tempat jajan. Seblak Mak Enoh merupakan kegemaran kedua sahabat ini. Tempat singgah mereka untuk mencurahkan hati karena omelan guru, cowok kelas atau kucing yang sedang sakit. Sambil menunggu temannya yang lain, Chika dan Vina terlihat bosan menghabiskan seblak dan jus jeruk yang tadi dipesan.
Chika :” Galau gini yah huft!!” (sambil menekuk mukanya)
Vina :“ Kenapa sih? Sedih melulu..”
Chika :“ Kamu tau
kan gimana rasanya dilema…”
Vina :“ Oh, tau
ko rasanya enak kan?”
Chika :“ Itu mah
delima..“
Vina :“ Oh iya
iyah?”
Chika :“ Hmmm??”(sembari meliriknya dengan jahil)
Setelah agak lama, mereka mengobrol asyik sesekali tertawa dan kini memasang muka serius.
Setelah agak lama, mereka mengobrol asyik sesekali tertawa dan kini memasang muka serius.
Vina :“Oh iya emang kenapa sih kamu delima? ”
Chika :“Dilema vin.. yah jadi aku tuh bingung soalnya mau pindah eskul juga. Pengen ikutan klub basket apa jurnalistik ”
Vina :“Wihh jurnalistik tuh yang klub bahasa itu kan?"
Chika :“Nah itu tau. Menurut kamu cocoknya apa yah?"
Vina :“ Yaah kalo kamu masuk basket, nanti kamu populer. Kalo masuk bahasa juga kamu populer" (jawab sekenanya)
Chika :“ Please, aduh nanya ke kamu mah sama aja boong. Pokoknya gue bingung.”
Vina :“ Emang kenapa sih kamu harus pindah Chu? Kan udh enak eskul paskibra."
Chika :“Karena.. apa yah? Gitulah pokoknya ga nyaman aja”
Vina :“Ok ok i know..”
Chika :“Apaan emang?”
Vina :(sambil berbisik)"Di sekte banyak nyamuk iya kan?"
Chika :"Hahahahaha iya benar"(sontak tertawa)
Vina :"Yes, dugaan aku tepat"
Vina :(sambil berbisik)"Di sekte banyak nyamuk iya kan?"
Chika :"Hahahahaha iya benar"(sontak tertawa)
Vina :"Yes, dugaan aku tepat"
Sebenarnya bukan karena hal ini, masa iya karena nyamuk. Chika pindah eskul karena beberapa bulan yang lalu ketika latihan paskibra, tiba tiba ada kakak kelas yang melabrak karena dianggap Chika kepedean dan sombong. Walaupun hanya berkelahi mulut, namun isu tersebut menyebar dan membuat Chika sedih.
Rheta :” Heey, bro
and sista!”
Vina :" Gak ada bro disini."
Vina :" Gak ada bro disini."
Muti :” Belum
pulang nih? Daripada nganggur mending ke rumah aku’
Vina :” Ngapain
ke rumah kamu, Mut?”(sambil garuk-garuk kepala)
Muti :” Cuci
piring sama baju tuh numpuk ”
Vina :” Huuuu... enaknya”
Chika :” Enak aja,
mending di sini sambil liatin kecengan lewat”
Rheta :” Waaduuh
masih ngarep aja kamu, Chu? Hahaha”
Riska :” Jangan
terlalu berharap berlebihan, ntar di PHPin loh”
Vina :” Tuh chu
denger kata kaka cantik hehe”
Muti :” Duh, ini
si momot ikut-ikutan. Sok tau banget kamu“
Rheta :” Kaya yang
ngerti aja nih anak ”
Vina :” Kan ikut
nimbrung biar keliatan ngerti gitu loh"
Chika :” Perasaan
kalian sewot banget sih, liat si kakak aja woles gitu?”
Muti :” Iyalaah
temen yang kita ini kan penyabar banget”
Rheta :” Temaan yang
asik!”
Vina :” Ga ada lo
ga rame!”
Muti :” Sempurna!”
Riska :” Mereka
itu kaya aliran listrik jadi kalo kalian disatuin yah begini lah haha”
Semua :” Hahaha..”
Sebelum mereka pulang, tiba-tiba saja terjadi tragedy yang tak terlupakan.
Rheta :” Bentar
bentar..”(memasang muka serius)
Chika :” Kenapa
ta??” (sambil rada panik)
Rheta : “ Kayanya
ada panggilan alam nih..”
Muti : “ Kirain
apaan?!”
Rheta : “ Hehehe”
(Kemudian Rheta secepat kilat pergi ke toilet)
Vina :” Wow,
kereen! Panggilan alam”
Muti :” Maksudnya
itu the pipis, mot”
Vina :” Ooh..”
Riska :” Dasar,
loadingnya lama lemooot benerr”
Vina :” Maklum,
laappeeerr hehe ”
Chika :” Tadi kan kita habis makan mie baso, mot?”
Vina :”Oh iya
lupa hehe”
Muti :”Yaah,
gubrak.”
Setelah beberapa menit berlalu, setengah jam kemudian,
hamper satu jam . Rheta tak kunjung datang. Semua mulai bosan. Riska meliat ke
jam tangannya yang menunjukan pukul 14:56.
Chika seperti biasa melamun sambil kadang senyam senyum, Vina sedang
sibuk membaca komik sedangkan Muti asyik dengan gadgetnya. Muti yang sadar
dengan keadaan cuaca yang mulai mendung pun angkat suara
Muti :” Kemana tuh
si Rheta, lamaaa banget sumpahnya!(dengan kesalnya)”
Riska :” Bener
lama banget. Aku susul dulu dia yah”
Chika :” Iya,
keburu sore nih”
Muti :” Iya, susul
ka. Ntar aku omelin!(emosi)”
Riska pada akhirnya menyusul Rheta ke toilat yang memang cukup jauh dari kantin. Ada di dekat ruang perpustakan yang ada di pojokan sekolah. Vina, Chika, dan Muti menunggu kedatangan mereka. Namun, tiba-tiba satu sosok membuyarkan pandangan mereka. Seseorang itu berjalan disebrang kantin di tepi lapangan berjalan dengan gagahnya.
Vina :” Hey hey
chu liat itu si doi!!”(Sambil menunjuk cowo di sebrang)
Chika :” (Celingak
celinguk) Mana? Mana?”
Muti :” Ganteng
banget sih!”
Chika :” Mut, dia
milik aku!”
Muti : “Santaaai,
bro. Aku juga tau ko. Cuma dia
bener-bener ganteng lah’
Vina :”Mau kemana
tuh dia??”(Sambil terus merhatiin cowo itu)
Chika :” Kita
deketin yu..”
Muti :” Hayuu!!”
(Mereka berjalan sambil mengendap-ngendap menuju tengah
lapangan)
Chika :”Adam itu
yang namanya kece badaaai”
Muti :” Lebay lu,
chu!”
Chika :” Suka suka”
Vina :” Liat tuh
si Adam ke ruangan Lab. Bahasa. Mau ngapain dia kesana?”
Muti :” Mana kita
tau, mot ??”
Suasana sekolah cukup sepi dan menyeramkan. Chika yang memang penakut sepertinya merasakan aura yang berbeda ketika mereka melewati Ruang Guru yang tak jauh dari lapangan. Ditambah dengan awan mendung membuat sekolah mereka yang cukup luas dan besar itu serasa menakutkan. Mereka berjalan dengan sangat pelan menuju ruang Lab. Bahasa.
Muti :” Kok, serem
kaya gini ya??”
Vina :” Kamu kram
kaki mut??”
Muti :” Ini
seriusan mot. Jangan bercanda.”
Vina :” Soalnya
muka kalian pada serius gitu kaya yang ketakutan hehe”
Chika :” Iya, mot.
Aku ketakutan nih. Ke kantin aja lagi yuu??”(sambil memegang tangan Vina)
Vina :” Katanya
mau ketemu si doi? Gimana nih kamu labil?”
(Tiba-tiba ada yang memegang pundak Muti dari arah belakang)
Muti :”(Seketika
dia berteriak dan berlari) Aaaaaaahhhhhhhhhhhh!!”
Chika :”(Spontan
berteriak dan lari) Aaaaaaaaaaahhhhh!!!”
Vina :”Heeeyy
tungguin!!”
Mereka berlari menyusuri lorong sekolah. Melewati beberapa
ruangan kelas yang lampunya sudah redup. Masih tergesa-gesa Chika dan Vina
berlari sangat kencang ke arah Toilet. Sedangkan Muti tertinggal jauh dari
mereka. Tetapi tiba-tiba saja, brruk!! Chika bertabrakan dengan seseorang.
Tubuhnya tinggi, dengan rambut spike hidungnya mancung, matanya mempesona membuat
wajahnya semakin ganteng.
Chika :”Aduuh!”(jatuh
tersungkur)
Adam :” Maaf aduuh
maaf yah!”(meraih tangan Chika untuk bangkit)
Vina :”Aduuh, chu
pake acara jatuh segala (langsung menarik tangan Chika)
Chika :” Mana aku
tau aku bakal jatuh, mot?”
Adam :”Maaf yah?
Lagian kenapa kaya yg di kejar2 hantu gitu?”
Vina :” Iya ka
kita di kejar2 hantu tadi kan kita lagi di kantin nungguin temen ya terus kita
tuh mau stalking-in ka..(Chika langsung menutup mulut Vina) hemm..hmm”
Chika :”Ssssttt!!
Maaf ya ka? Dia emang cerewet orangnya”
Adam :”Hahaha dia
lucu “
Chika : (dalam
hati) “ Ya ampuuuuun senyumannya bikin ga nahan.. manis banget”
Vina :”Heem..
(melepaskan tangan Chika dari bibirnya) Aduuh jahat banget kamu chu..”
Chika : (bengong)
Adam :”Nama kamu
cu?”(membuyarkan lamunan Chika)
Vina :”Bukan ka
itu cuman..”
Chika : (memotong
pembicaran) Nama aku Chika Restiana Putri (sambil berjabat tangan dan
tersenyum)
Adam :” Ahmad Amir
Setiawan”(Menjabat tangan chika)
Vina :”Kalo nama
aku.. Vina Firani panggil aja momot ka”
Adam :” Nama
panggilannya rada aneh ya? Haha”
Chika :”Dia di
panggil gitu soalnya otak dia lemoot banget ka”
Adam :” Oh gitu.
Haha”
Vina :” Kaka yang
aneh masa nama Ahmad Amir jadi dipanggil Adam”
Chika :” Nyambung
lah. Kan di ambilnya dari Ahmad Amir ? Ad + am jadi Adam”
Adam :” Iya bener
kata temen kamu Chika”
Chika :” Panggil
aja Chu ka”
Adam :” Loh ini
lebih aneh lagi haha”
Vina :”Iya ka
nama chika kan udah pasaran jadi kita ganti jadi Chuka. Hehe”
Adam :” Hahah ga
kepikiran”
(Dari kejauhan Muti berlari terburu-buru)
Muti :” Hosh..
hosh.. Ga asik nih kalian ninggalin aku..”
Vina :” Maaf ya
marmot ? cup cup cup”
Adam :” Ada apa sih
ini?”
Chika :” Tadi dia
tuh tiba tiba teriak (menunjuk Muti) terus lari terbirit birit”
Kemudian Rheta dan Riska datang menghampiri mereka.
Rheta :” Kenapa nih?
What happen?”
Vina :” Happen
happen kamu tuh lambreta banget?!”
Chika :”Iya ngapain
aja sih di wc?”
Muti :” Udah sore
nih mana mau ujan lagi?!”
Riska :” Woles
manteman jangan emosi dulu”
Rheta :” Iya nih,
maaf ya tadi aku ke toilet terus disuruh Pak Bambang beli baso yang di depan
sekolah”
Vina :” Baso yang
di depan sekolah?”
Rheta :” Bisa bisa
jadi… Tidak tidak.. bukan bukan.. Iya iya”
Muti :” Udah ga
usah korban gitu deh”
Rheta :”Hehehe”
Vina :”Berapaan
harganya ta? Pengen nih. Kita makan disana yu?”
Riska :” Dasar
kau, makan melulu”
Muti :” Tapi
anehnya dia ga gemuk gemuk”
Chika :” (berbisik)
Heey kalian ribut banget itu ada ka
adam”
Semua :”Ehh, ada ka
Adam hehehe”
Adam : (tersenyum)
Hehe kayanya kaka ngeganggu nih. Yaudah kaka mau ke Ruang Osis dulu ya!. Daah”
Semua :” Dadaaaaaaah
(melting semua)”
Mereka semua pun segera pulang. Tapi sebelum mereka keluar
dari gerbang sekolah. Pak Jaja satpam sekolah tampak aneh dgn gelagat yang
bikin mereka kepo abis.
Vina: Kenapa sih tuh pa jaja? Freak bingitz
Muti: Bikin kepo
Riska: Udahlah yg kaya gitu dpikirin. Ga penting kalees
Vina: Yah ikutan alay huu
Chika: Pagunemanna tos rengse? Mangga urang uih..
Rheta: C'mon s chika mulai sundanese nih lama2 jadinya rese
Muti: Hayu hayu hayuu. Tapi bsk aku punya rencana. Kalian
harus ikut support. Harus!
Vina: *nyodorin minuman* nih. Haus kan?
Muti: Vin.. yang baleg vin
Vina: Aku udah baligh ihh mut
Chika: Ah lama hayu ah mot.. kita duluan ya guys. Bye
Keesokan harinya..
(Di kelas)
Seperti biasa saat istirahat. Sekawan geng ga guna ini
nongkrong ngebahas yg ga penting. Tapi sepertinya Muti punya rencana lain yg
lebih menantang.
Chika: What?!! Ga mau banget. Aku ga mau
Vina: Tapi keren juga itu ide Muti
Chika: Ga pokonya ga mau
Muti: Ayolah chu. Ga asik banget gaya lo.
Rheta: Mun ceuk paribahasa mah lebay kamu mah
Chika: Woy. Denger. Ngapain kita mesti nyeledikin kasusnya
Fena sih? Serem tau
Riska: Iya bener.
Terjadilah perdebatan yang ga berujung antara yg mereka.
Hingga akhirnya mereka menyepakati hasil akhir.
Muti: Fix setiap sepulang sekolah kita harus mengawasi
setiap ruangan di sekolah ini
Rheta: Wait. Gudang sm Lab juga termasuk?
Vina: Ya iyalah ta..
Rheta: Wow.. its too scary. You know?
Chika: Tuh kan bener ngeri loh. Denger isu nya aja bikin
merinding.
Vina: Emang apaan sih?
Riska: Gini nih mot. Kita mau berbolang untuk dapet bukti yg
dikira cukup buat menguak tragedi tewasnya Fena yg katanya "Jatuh" .
Karena itu siapa tau kita bisa mengetahui misteri itu..
Muti: Good. tah gitu mot
Vina: Jadi kita mau... mau apa sih?
Muti: Nyari si hantu Fena yg gentayangan di sekolah ini
hihihi *ketawa hantu*
*nakutin chika*
Chika: Tuh kan angger si Mut mah gengges sangat
Vina: Oh iya iya iya
Rheta: Jadi kaya pemburu misteri gitu?
Vina: Ok kalo kaya gitu aku ikut yeye
Chika: Lah kok?
Muti: (kekeh) Udah pokonya jadi ya hari ini.
Walaupun Chika ga terlalu setuju tetap aja mereka keras
kepala. Akhirnya, setelah bel pulang sekolah. Mereka ngumpul di Kantin Mak
Enoh.
Riska: Nah kan udah ngumpul semua nih? Terus kita mau kemana
dulu?
Muti: Sebelum kita mulai. Aku mau cerita soal kasusnya dulu.
Biar kita ga salah tangkep. Ok disini siapa yg gatau tentang isu tewasnya Fena?
Vina: (dengan sigap mengancungkan tangan) Aku aku aku kudet
hehe
Chika: Aku ga terlalu tau sih. Cuman katanya Fena tewasnya
misterius. (sambil ketakutan)
Rheta: Tapi ada yg bilang Fena jatuh dari tangga karena
kepeleset.
Muti: Sebenarnya, aku tau dari kaka kelas kalo penyebab
tewasnya Fena karna bunuh diri.
Riska: Masa sih? Perasaan Fena orangnya baik ga mungkin
ngelakuin hal itu
Vina: Siapa yg tau bakal kaya gini kan ka?
Muti: Ok riska si kaka kita yang manis.. tapi emang yg
ngetren di kalangan senior seperti itu.. Udah gitu ada yg bilang kalo dia itu
OD dan isu kalo dia jatuh itu buat nutupin aja..
Rheta: Mendadak penasaran nih soalnya banyak siswa yg
katanya di hantuin sm dia
Vina: Tapi bener ini aman kan kalo kita ngelakuin ekpedisi
ini?
Muti: Iya kita harus prepare semuanya.. pertama aku udah
nyiapan kamera..
Rheta: Niat banget lo
Muti: Terus ntar kita mending pake jacket soalnya beresiko
kalo ada guru yg tau. Tapi kita harus pulang sebelum jam 6. Ntar kita mencar
yah
Chika: hah?
Muti: Sekarang kita gambreng
(Akhirnya, Muti dan Rheta bertugas mengawasi Lab dan Perpus.
Chika, Vina dan Riska meriksa kelas2)
Setelah itu, mereka mulai meriksa semua kelas di sekolah.
Vina: Asik asik kayanya bakalan seru deh
Chika: Tapi buktinya ga ah?! Mana? Ga ada yg aneh. Tampak
seperti biasa.. sepi..
Riska: Iya lebih baik kita ngerjain pr di rumah
Vina: Tapi kita kan baru mulai
Chika: Iya juga sih
Sementara itu di tempat yg lain. Tempat yg cukup
menyeramkan.
Muti: Ga ada apapa sih disini
Rheta: Iya ih mut buang2 waktu
Muti: Tapi aku yakin ada yg aneh sm kasus itu
Kemudian
dari jauh Muti menemukan sesuatu dibawah reruntuhan kayu bangunan untuk gedung
sekolah yang baru. Semacam kantong kecil. Ganjil banget suasana ketika itu.
Muti menghampiri dan mengambil barang tersebut sambil Rheta membuntutinya dari
belakang.
Muti : Pelan dikit dong ta
Rheta : iya iya sorry
Muti : aneh banget apa isinya yah
Muti
membuka isinya terdapat sepucuk kertas dan gunting kecil berkarat.
“Kamu
jahat! Lebih baik kamu mati saja!”
Sontak
mereka berdua kaget dan melempar gunting yang di pegang Muti berubah menjadi mengerikan. Gunting berkarat itu mengeluarkan darah!
Muti : apa apaan ini? (sambil kebingungan)
Rheta : what the hell apaan itu perasaan tadi gada
darahnya deh
Muti : (memungut gunting dan kertas tadi) ini
kita bawa buat bukti
Rheta : gila lu mut seriusan? Apa gada yang aneh
sama barang itu (ketakutan)
Muti : udahlah tenang aja
Tak jauh
dari sana ada gury pengawas yang lewat
Guru : hey kalian belum pulang ini udh jam set
4 ngapain masih disini?
Rheta : kita.. um.. kitaa
Muti : kita lagi nyari jam saya ilang pak
Guru : oh begitu kalo sudah ketemu cepet pulang
yah jangan lama lama di sekolah ga baik
Muti : I.. iya pak
Guru
pengawas pun berlalu. Tak lama Vina, Chika, dan Riska datang. Dan mereka pun
kembali ke kantin Mak Enoh.
Muti : hey liat ini tadi kita nemu di deket
gudang yg banyak kayu bangunan gitu
Vina : ih serem banget
Chika : gila maksudnya apa ini kok kaya ngancam
gitu suratnya
Muti : iya ini masih aneh tapi kita simpen dulu
aja ok
Rheta : yang lebih aneh lagi mut, tadi kamu liat
ga ekspresi guru pengawas
Riska : kalian ketahuan?
Muti : iya ka tapi untung dia ga curiga
Rheta : beneran mut ada yang aneh sma guru tadi.
Muti : aneh gimana maksud kamu ta?
Rheta : tadi dia ngomong, jangan di sekolah lama
lama ga baik. Sambil raut mukanya itu ngancem
Muti : iya iya tadi juga aku sempet bingung
apanya coba yg ga baik kalo lama2 disekolah
Riska : ya, kenapa guru tadi bilang gitu yah?
Berarti yg belajar di perpus atau kelas itu ga baik?
Vina : yah udhlah mungkin guru tadi khawatir
sama kita
Muti : yup, mungkin aja dia khawatir karena ada
sesuatu disitu soalnya jelas2 kita ada di deket gudang dan jarang banget ada
guru yang lewat situ
Chika : ih udh udah serem tau
Riska : yah kita pulang aja yuk udh jam 4 nih
Semua : ya!
Mereka pun
pulang ke rumah masing masing.
=to be continue=
Komentar
Posting Komentar