[MATERI] MKL - BOND VALUTION
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
THE VALUATION OF LONG TERM SECURITIES
RUANG LINGKUP
Surat berharga jangka panjang atau sumber dana jangka panjang merupakan sumber dana yang memiliki jangka waktu panjang. Panjang pendeknya jangka waktu tersebut belum ada ketetapannya namun demikian, sumber dana yang memiliki waktu lebih dari 10 tahun sudah dianggap sebagai sumber dana berjangka panjang. Oleh karena itu, apabila kita meminjam dana di bank dengan jangka waktu 15 tahun maka kredit tersebut dapat dikategorikan sebagai kredit jangka panjang. Sumber dana jangka panjang ini ada yang memiliki jangka waktu tertentu atau jangka waktu tempo seperti hutang obligasi dan hutang jangka panjang di bank. Di samping itu ada sumber dana jangka panjang yang tidak memiliki jangka waktu seperti modal sendiri berupa saham biasa.
Aktiva=Debt+Equity
Terdapat empat komponen dalam aktiva yaitu dapat berupa pinjaman dan modal sendiri, adapun dalam modal sendiri terdiri menjadi tiga yauitu saham preferen, saham biasa dan laba ditahan.
Obligasi adalah surat pengakuan hutang perusahaan kepada pihak lain yang memiliki nilai nominal tertentu dan jangka waktu tertentu (waktu jatuh tempo) serta perusahaan yang mengeluarkannya diwajibkan membayar bunga tertentu yang tertera pada surat tersebut.
Saham Preferen (preferred stock) merupakan surat penyertaan kepemilikan (saham) yang mempunyai preferensi (keistimewaan) tertentu dibanding saham biasa. Keistimewaan tersebut antara lain mengenai pembayaran dividen dan pembagian kekayaan perusahaan apabila perusahaan yang bersangkutan dilikuidasi (dibubarkan).
Saham Biasa (common stock) merupakan surat bukti kepemilikan atau surat bukti penyertaan atas suatu perusahaan yang mengeluarkannya (emiten). Emiten ini berbentuk perseroan terbatas (PT). Apabila saham biasa tersebut diperjualbelikan kepada masyarakat luas (publik) melalui bursa efek, berarti perusahaan yang mengeluarkannya sudah go public dan saham tersebut sudah terdaftar (listing) di bursa efek.
OBLIGASI
Obligasi adalah surat pengakuan hutang perusahaan kepada pihak lain yang memiliki nilai nominal tertentu dan jangka waktu tertentu (waktu jatuh tempo) serta perusahaan yang mengeluarkannya diwajibkan membayar bunga tertentu yang tertera pada surat tersebut.
Obligasi merupakan jenis pendanaan berjangka panjang dengan beban tetap (fixed income securities). Surat berharga ini memberikan pendapatan dengan jumlah tetap kepada pemiliknya berupa bunga obligasi. Jenis utang atau surat kesanggupan membayar jangka panjang yang dikeluarkan peminjamnya, berjanji membayar kepada pemegangnya, pembayaran dengan nilai bunga tetap setiap tahun.
Bond diperdagangkan dengan denominasi mata uang tertentu dan waktu jatuh tempo tertentu. Bond pemerintah dianggap lebih aman dan dijual melalui lelang (auction) dimana individu dan bank bisa memberikan penawarannya.
Obligasi dapat diterbitkan menurut dasar jaminan atau tanpa jaminan. Obligasi tanpa jaminan meliputi debentur, debentur bernilai rendah, dan obligasi penghasilan. Sedangkan obligasi hipotik merupakan instrumen hutang jangka panjang dengan jaminan. Berikut ini jenis-jenis obligasi yaitu:
Berdasarkan sistem pembayaran bunga maka obligasi dapat dibagi atas dua jenis yaitu :
- Obligasi Kupon (Coupon Bond): Obligasi ini yaitu obligasi yang bunganya dibayarkan secara periodik, ada yang setiap triwulan, semesteran atau tahunan.
- Obligasi tanpa kupon (Zero Coupon Bond): tidak mempunyai kupon, sehingga investor tidak akan menerima bunga secara periodik, dimana bunga langsung dibayarkan sekaligus pada saat pembelian sehingga akan mengurangi harga obligasi.
Berdasarkan tingkat bunga ada tiga jenis obligasi, yaitu :
- Obligasi dengan bunga tetap (Fixes Rate Bond): Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada awal penjualan obligasi dan tidak berubah sampai jatuh tempo.
- Obligasi dengan bunga mengambang (Floating Rate Bond): Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada waktu pertama kali untuk kupon pertama, sedangkan pada waktu jatuh tempo kupon pertama akan ditentukan tingkat bunga untuk kupon berikutnya, demikian seterusnya. Biasanya obligasi dengan bunga mengambang ini ditentukan relative terhadap suatu patokan suku bunga
- Obligasi dengan bunga campuran (Mixed Rate Bond): Obligasi jenis ini merupakan gabungan dari obligasi bunga tetap dan bunga mengambang. Bunga tetap ditetapkan untuk periode tertentu biasanya pada periode awal, dan periode selanjutnya mengambang.
Berdasarkan jaminannya ada lima jenis obligasi yaitu:
- Collateral: Perusahaan penerbit membuat suatu janji, apabila saat jatuh tempo obligasi perusahaan penerbit tidak dapat membayar nilai nominal obligasi maka perusahaan penerbit menyediakan sejumlah asset milik perusahaan sebagai jaminan.
- Debenture: Dalam tipe obligasi ini, perusahaan penerbit obligasi tidak menjamin dengan aktiva tertentu, tetapi dijamin oleh tingkat likuiditas perusahaan. Pemodal berharap bahwa perusahaan dapat mencapai laba membayar bunga dan nilai nominal obligasi.
- Subordinate Debenture: Dalam perjanjian kontrak obligasi, pemegang obligalsi diklasifikasikan berdasrkan siapa yang akan dibayar terlebih dahulu. Jika perusahaan bangkrut, siapa yang paling mendapat prioritas untuk dibayar terlebih dahulu. Oleh karena itu, Subordinate Debenture merupakan obligasi yang mempunyai resiko tinggi.
- Obligasi pendapatan (Income Bonds): Obligasi tipe ini, tidak dijamin dengan aset tertentu. Disamping itu, perusahaan penerbit tidak mempunyai kewajiban membayar bunga secara periodik kepada pemegang obligasi.
- Obligasi hipotek (Mortgage): Obligasi tipe ini dijamin dengan aset tertentu dan asset yang dijadikan agunan disebutkan secara jelas. Asset tersebut merupakan asset yang tidak bergerak misalnya, tanah dan gedung.
Berdasarkan call feature,
Jenis obligasi ini adalah obligasi yang diterbitkan dengan fasilitas atau hak untuk membeli kembali dan dibagi atas tiga jenis, yaitu :
- Freely Callable Bond: Dalam kontrak perjanjian obligasi, pada saat tertentu perusahaan penerbit dapat memanggil (menarik) obligasi kembali. Perusahaan penerbit mempunyai kesempatan untuk memanggil obligasi apabila tingkat bung turun dan menerbitkan obligasi baru dengan tingkat bunga yang lebih rendah atau konsep ini disebut refunding.
- Non-Callable Bond adalah obligasi yang tidak dapat dibeli kembali oleh penerbitnya sebelum obligasi tersebut jatuh tempo. Kecuali penerbit membeli melalui mekanisme pasar.
- Deferred Callable Bond merupakan kombinasi antara Freely Callable Bond dengan Non-Callable Bond. Biasanya ditentukan suatu batas waktu tertentu dimana obligasi tersebut tidak dapat dibeli kembali (non callable), misalnya pada tahun pertama, kemudian sesudahnya penerbit dapat membeli kembali (freely callable).
Dari segi konversi, obligasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
- Obligasi konversi atau tukar (Convertible Bond/Exchangeable Bond): Obligasi konversi atau tukar adalah obligasi yang dapat ditukar dengan saham, baik saham penerbit obligasi sendiri (Convertible Bond) maupun saham perseroan lain yang dimiliki oleh penerbit obligasi (exchangeable bond.
- Obligasi Non Konversi (Non Convertible Bond): Obligasi Non konversi merupakan obligasi yang tidak dapat dikonversikan menjadi saham tetapi hanya mencairkan pokok obligasi tersebut pada waktu jatuh tempo sebagaimana pada obligasi lainnya.
Jenis Obligasi di Indonesia
Secara umum jenis obligasi dapat dilihat dari penerbitanya, yaitu obligasi perusahaan dan obligasi pemerintah. Oligasi pemerintah sendiri terdiri dari beberapa jenis yaitu :
- Obligasi Rekap, diterbitkan guna suatu tujuan khusus yaitu dalam rangka program rekapitalisasi Perbankan;
- Surat Utang Negara (SUN), diterbitkan untuk membiayai defisit APBN;
- Obligasi Ritel Indonesia (ORI), sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun dengan nilai nominal yang kecil agar dapat dibeli secara ritel;
- Surat Berharga Syariah Negara atau dapat juga disebut “Obligasi Syariah” atau “Obligasi Sukuk”, sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun berdasrkan prinsip syariah
PENILAIAN OBLIGASI
Menurut Fabozzi dalam Maria Immacuatta, ada beberapa resiko yang dihadapi oleh investor dalam obligasi yaitu sebagai berikut :
- Interest-Rate Risk: Harga dari sebuah obligasi akan berubah pada arah yang berlawanan dari perubahan tingkat bunga: jika tingkat suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun. Begitu pula sebaliknya, jika suku bunga turun maka harga obligasi akan naik. Jika seseorang investor harus menjual obligasi sebelum jatuh tempo, peningkatan suku bunga bermakna bahwa investor akan mengalami capital loss. Risiko jenis ini dikenal dengan interest-rate risk atau market risk.
- Reinvestment Risk: Variabilitas pada tingkat reinvestment akibat adanya perubahan pada tingkat bunga pasar dinamakan reinvestment risk.
- Call Risk: Sebagian perusahaan menetapkan untuk menarik atau membeli obligasi yang diterbitkannya pada harga dan waktu tertentu.
- Default Risk: Default risk juga berkaitan dengan risiko gagal bayar, artinya risiko penerbit obligasi yang mengalami kebangkrutan. Dilain pihak, obligasi ini dalam perdagangan dipasar obligasi memiliki yield yang lebih besar dari Treasury Bond.
- Inflation Risk: Peningkatan inflation risk atau purchasing power risk disebabkan oleh bervariasinya nilai aliran kas yang diterima investor akibat dampak adanya security dua inflasi.
- Exchange-Rate Risk: Obligasi yang diperdagangkan denominasi valuta asing, memiliki nilai yang tidak dapat diketahui dengan pasti. Nilai obligasi dalam mata uang local baru dapat diketahui ketika pembayaran kupon atau nilai pokok pinjaman terjadi.
- Liquidity Risk: Liquidity atau marketable risk bergantung pada kemudahan suatu obligasi untuk dijual kembali sebesar nilai obligasinya.
- Volatility Risk: Harga suatu jenis obligasi tertentu bergantung pada tingkat suku bunga dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi nilai obligasi tersebut. Perubahan pada faktor-faktor tersebut berpengaruh pada harga obligasi.
Dalam menaksir sensitivitas suatu obligasi terhadap perubahan tingkat suku bunga, durasi obligasi merupakan alat ukur yang lebih tepat, bukan jangka waktu jatuh temponya.
KARAKTERISIK PENILAIAN OBLIGASI
Sebelum melakukan penilaian obligasi, ada beberapa hal yang perlu diketahui mengenai istilah-istilah yang ada pada obligasi seperti:
- Par value, adalah nilai nominal obligasi. Par value juga berlaku untuk nilai nominal saham. Par value dalam obligasi ini menunjukkan jumlah uang yang dipinjam oleh perusahaan dan yang akan dibayar kembali pada hari jatuh tempo di masa yang akan datang.
- Maturity date, merupakan tanggal jatuh tempo obligasi. Pada tanggal jatuh tempo ini akan dibayar kembali oleh perusahaan yang mengeluarkan obligasi sebesar nilai nominalnya (par value) kepada para pemegang obligasi (investor). Umur obligasi sampai jatuh tempo sering disebut sebagai original maturity.
- Call provision, merupakan provisi yang harus dibayar oleh pemegang obligasi apabila yang bersangkutan memiliki obligasi tersebut tidak sampai jatuh temponya.
- Coupon interest rates, merupakan tingkat bunga yang dikenakan pada obligasi. Perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut akan memberikan bunga sebesar tingkat bunga tertera pada kupon yang dibagikan kepada para pemegang obligasi. Kupon ini biasanya dinyatakan dalam prosentase tertentu dari nilai nominalnya. Kupon pembayarannya disebut coupon payment.
- Yield to maturity, adalah pendapatan (return) yang diharapkan dapat diperoleh oleh pemegang obligasi jika obligasi tersebut dimiliki sampai pada saat jatuh tempo.
- Yield to call, merupakan tingkat penghasilan (return) yang diharapkan dapat diperoleh oleh pemegang obligasi jika obligasi tersebut dimiliki tidak sampai jatuh tempo.
- Discount bond, adalah diskon (potongan nilai) obligasi jika suatu obligasi dijual di bawah harga nominal (par value). Hal ini bisa terjadi di pasar (misalnya tingkat bunga yang terjadi di perbankan).
- Premium bond, merupakan kelebihan nilai obligasi karena harga obligasi yang dijual di atas harga nominalnya. Hal ini terjadi jika tingkat bunga obligasi lebih tinggi dari tingkat bunga yang terjadi di pasar.
Terdapat tiga elemen penting :
- Jumlah dan waktu dari arus kas yang akan diterima investor .
- Tanggal jatuh tempo obligasi
- Tingkat pengembalian yang diinginkan investor
Nilai obligasi adalah nilai sekarang. Dari tingkat suku bunga yang akan diterima kemudian serta nilai pari atau nilai jatuh tempo obligasi. Dengan menyusun arus kas ini, dan menggunakan tingkat pengembalian yang diinginkan investor sebagai tingkat diskonto, kita dapat menentukan nilai obligasi.
===============================================================================================================
sumber referensi:
Makalah Manajemen Keuangan Lanjutan 1
Komentar
Posting Komentar